Beranda | Artikel
Beberapa Hukum Yang Diambil Dari Kaum Wanita
Jumat, 18 April 2008

MENCARI ILMU BAGI KAUM WANITA

Pasal 1
Beberapa Hukum yang Diambil dari Kaum Wanita
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, dia berkata, “Ada dua wanita tua Yahudi Madinah yang masuk menemuiku seraya berucap kepadaku, ‘Sesungguhnya para penghuni kubur diadzab di dalam kubur mereka.’ Tetapi, aku mendustakan keduanya dan tidak nyaman bagiku untuk mempercayai mereka. Lalu keduanya keluar, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemuiku lalu kukatakan kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya ada dua wanita tua.’ Kemudian ‘Aisyah menceritakan kepada beliau. Maka beliau bersabda:

صَدَقَتَا إِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ كُلُّهَا.

Keduanya benar, sesungguhnya para penghuni kubur itu diadzab dengan adzab yang dapat didengar oleh binatang secara keseluruhan.’

Dan aku tidak melihatnya setelah itu di dalam shalat, kecuali berlindung dari adzab kubur.” [HR. Al-Bukhari].

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anha, dia berkata, “Pernah kukatakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang wanita yang berambut lebat dan panjang sehingga aku mengurainya untuk mandi janabah.” Maka beliau bersabda:

لاَ، إِنَّمَا يَكْفِيكِ أَنْ تَحْثِيَ عَلَى رَأْسِكِ ثَلاَثَ حَثَيَاتٍ ثُـمَّ تُفِيضِينَ عَلَيْكِ الْمَاءَ فَتَطْهُرِينَ.

Tidak perlu, tetapi cukup bagimu untuk menyela kepalamu tiga kali selaan dan kemudian menyiramnya dengan air lalu bersuci.” [HR. Muslim].

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, dia berkata, “Ada seorang wanita yang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Bagaimana dia harus bersuci dari haidhnya?’ Rasulullah menjawab, -Lalu aku sebutkan bahwa beliau mengajarinya bagaimana dia harus menyucikan diri-. Kemudian mengambil sedikit dari minyak misik, lalu bersuci dengannya. Dia bertanya, “Bagaimana aku harus bersuci dengannya?’ Beliau menjawab, ‘Bersucilah dengannya, subhanallah.’ Dan beliau menutupi -dan Sufyan bin ‘Uyainah mengisyaratkan dengan tangannya ke wajahnya-.” Sufyan berkata, ‘Aisyah berkata, ‘Lalu aku menariknya kepadaku dan aku mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kau katakan, ‘Bersihkanlah bekas darah dengannya.’” [HR. Muslim].

Dari Mu’adzah, dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah, maka kutanyakan, ‘Bagaimana bisa seorang wanita yang haidh mengqadha’ puasanya dan tidak mengqadha’ shalat?’ Dia menjawab, ‘Apakah engkau haruriyah (Khawarij)?’ Aku menjawab, ‘Aku bukan haruriyah tetapi aku hanya bertanya.’ Dia berkata, ‘Kami pernah mengalami hal itu lalu kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Dari Zainab binti Abi Salamah dari Ummul Mukminin bahwasanya dia berkata, “Ummu Sulaim, isteri Abu Thalhah pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak pernah malu mengungkapkan yang benar, apakah seorang wanita juga wajib mandi besar jika bermimpi?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Ya, jika dia melihat keluarnya air mani.’” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Dari Fathimah binti Qais bahwa Abu ‘Amr bin Hafsh menjatuhkan talak ba’in kepadanya, sedang dia (Abu ‘Amr) tidak berada di tempat. Kemudian dia mengirimkan wakilnya sebagai utusan kepadanya (Fathimah) dengan membawa gandum, sehingga dia pun marah. Maka Abu ‘Amr berkata, “Demi Allah, engkau tidak mempunyai (hak) apa-apa atas kami.”

Lalu dia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menceritakan hal tersebut kepada beliau, maka beliau pun bersabda, “Engkau tidak mempunyai hak nafkah atas dirinya.”

Dan beliau menyuruhnya untuk menjalani ‘iddah di rumah Ummu Syuraik. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya wanita itu banyak dikerumuni oleh Sahabat-Sahabatku, jalanilah ‘iddah di rumah Ibnu Ummi Maktum, karena sesungguhnya dia adalah seorang yang buta. Engkau bisa melepas bajumu dan jika engkau selesai dari masa iddah, beritahu aku.”

Dia berkata, “Setelah aku selesai menjalani ‘iddah, maka aku memberitahu beliau bahwa Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jahm telah melamarku, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Adapun Abu Jahm, maka dia tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya (suka memukul isteri). Sedangkan Mu’awiyah adalah orang yang payah, tidak punya harta benda. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.”

Dia berkata, ‘Tetapi aku tidak menyukainya.’ Kemudian beliau berkata, ‘Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.’ Maka aku pun menikahinya sehingga Allah Ta’ala memberikan kebaikan yang sangat banyak padanya dan aku pun hidup senang.” [HR. Muslim].

[Disalin dari buku Al-Intishaar li Huquuqil Mu’minaat, Edisi Indonesia Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah, Penulis Ummu Salamah As-Salafiyyah, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Penerjemah Abdul Ghoffar EM]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2417-beberapa-hukum-yang-diambil-dari-kaum-wanita.html